WASPADALAH!!! Kecanduan Game Online bisa Mengakibatkan Anak Depresi



Kecanduan game online dapat memberikan dampak buruk dalam waktu dekat maupun dalam jangka waktu panjang seorang anak.

Dalam jangka pendek, anak yang kecanduan akan mengalami gangguan tidur, kurang nafsu makan, mengisolasi diri dan lupa waktu.

"Orangtua seringkali tidak menyadari bahwa waktu berlebih yang dihabiskan anak-anak  bermain game berdampak negatif masa depan anak, seperti kemampuan bersosialisasi yang rendah dan depresi," kata pengajar Social and Emotional Thinking (SET) Australian Independent School (AIS) Linzi Band di Jakarta, Rabu (7/12/2016).

Dalam jangka panjang, kecanduan ini dapat menyebabkan tingkat kesehatan anak turun akibat kurang tidur dan makan, yang juga bisa menjadikan anak lebih emosional dan tidak bisa konsentrasi terhadap akademiknya.

LInzi menyarankan sejumlah langkah bisa dilakukan orangtua untuk mengurangi kecanduan online anak.

Pertama, tunjukkan ketertarikan pada kegiatan si anak, contohnya dengan mencoba memahami daya tarik dari games online yang dimainkan oleh anak.  

Kedua,  batasi akses internet dengan sehat– mematikan WIFI pada jam tertentu.

Ketiga,  terapkan aturan kepada semua anggota keluarga untuk tidak menggunakan gadget pada jam tertentu, seperti saat makan, atau waktu keluarga.

Keempat, terapkan peraturan “matikan semua layar, termasuk TV, 30 menit sebelum tidur”

Kelima, sampaikan ke pihak sekolah untuk membantu mendukung pembatasan penggunan games online.

Australian Independent School memiliki program Social and Emotional Thinking (SET), program yang fokus pada keseimbangan emosi dan sosial siswa dan salah satu materinya yang disampaikan kepada siswa dan orang tua adalah mengenai kecanduan internet.

"Bagi orangtua, tujuan dari materi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai bagaimana mendeteksi kecanduan internet dan peran orangtua dalam memastikan anak-anak menggunakan internet secara positif dan aman," kata Brenton Hall, Kepala Sekolah  AIS Indonesia.

Dikatakan Hall, AIS memberikan workshop mengenai gaming addiction kepada orangtua agar mereka dapat mengenal tanda-tanda kecanduan game dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif.

"Contohnya siswa kelas 7, dimana siswa diajak berkomitmen untuk menghabiskan lebih banyak waktu melakukan aktivitas sehat seperti olah raga, menggambar, membaca buku dan sebagainya," katanya.

AIS juga memiliki psikolog dan konselor di sekolah yang bisa dihubungi oleh orang tua jika siswa memerlukan bantuan khusus.
Back To Top